Posted by Ernest Admin on Friday, 28, April, 2017
Apakah ginseng memperbaiki fungsi sel β pankreas /meningkatkan sensitivitas insulin? Penelitian mengenai efek ginseng terhadap diabetes memang telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian membuktikan ginseng dapat membantu menurunkan gula darah setelah makan. Para peneliti kemudian ingin tahu apakah ginseng juga punya potensi untuk “menyembuhkan” diabetes dengan memperbaiki masalah utama pada diabetes melitus tipe 2.
Jadi apakah ginseng memperbaiki fungsi sel ginseng memperbaiki fungsi sel β pankreas/ meningkatkan sensitivitas insulin? Ginseng dan ginsenoside Re tidak memperbaiki fungsi sel β atau sensitivitas insulin. Penelitian dilakukan pada subjek kelebihan berat badan dan obesitas dengan toleransi glukosa yang terganggu atau diabetes.
Ginseng dan komponen aktifnya, ginsenoside Re, adalah produk herbal populer yang dianjurkan untuk pengobatan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ginsenoside Re atau ginseng memperbaiki fungsi sel β pankreas dan sensitivitas insulin (IS) pada subyek yang resisten terhadap insulin.
Subjek obesitas (BMI = 34 ± 1 kg / m²) dengan toleransi glukosa terganggu atau diabetes tipe 2 yang baru didiagnosis diacak untuk 30 hari pengobatan dengan ekstrak akar ginseng (8 g / hari), ginsenoside Re (250-500 mg / Hari), atau plasebo. Fungsi β-Cell dinilai sebagai indeks disposisi (DI) dan diukur dengan tes toleransi glukosa oral yang sering diambil sampelnya, dan sensitivitas insulin (IS) dinilai sebagai peningkatan relatif pembuangan glukosa selama prosedur klem hyperinsulinemia-euglycemic plus infus pelacak isotop stabil.
Ketidak berhasilan ginseng memperbaiki fungsi sel β pankreas maupun sensitivitas insulin dilihat dari nilai untuk DI dan IS setelah terapi (Post) tidak berbeda dengan nilai sebelum terapi (Pre) pada plasebo.
Ginseng oral atau ginsenosida tidak memperbaiki fungsi sel beta atau IS pada subjek kelebihan berat badan / obesitas dengan toleransi glukosa terganggu atau diabetes yang baru didiagnosis. Bioavailabilitas sistemik yang buruk mungkin bertanggung jawab atas tidak adanya efek terapeutik.