Posted by Ernest Admin on Tuesday, 27, June, 2017
Jerawat fulminans juga dikenal sebagai acne maligna. Merupakan salah satu jenis jerawat yang jarang terjadi dan cukup parah.
Dikenal pertama kali pada tahun 1958, pada pertemuan Dermatological Society Detroit, Burns dan Colville menghadirkan seorang anak laki-laki kulit putih berusia 16 tahun dengan penyakit demam akut dan jerawat konglobata. Banyak kasus serupa telah dilaporkan sejak saat itu.
Gambaran utama penyakit ini meliputi kemunculan mendadak, jerawat yang parah dan sering ulserasi, demam, polyarthritis, dan kegagalan untuk merespons terapi antibakteri. Respon terhadap debridement dalam kombinasi dengan terapi steroid cukup baik. Tipe jerawat ini bisa menjadi manifestasi dermatologis sindrom sinovitis-jerawat-pustulosis-hiperostosis-osteitis (SAPHO).
Jerawat fulminans adalah penyakit sistemik yang jarang diketahui secara imunologis, di mana antigen pemicu diyakini berasal dari Propionibacterium acnes.
Beberapa penulis mencatat bahwa peningkatan kadar testosteron dalam darah dapat memainkan peran penting dalam patogenesis jerawat tipe ini. Kadar testosteron dan steroid anabolik yang tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi sebum dan kepadatan populasi P acnes. Jerawat tipe ini bisa diinduksi dengan penggunaan steroid anabolik pada binaragawan pria.
Teori lain mendalilkan bahwa jerawat fulminan mungkin merupakan penyakit kompleks autoimun karena kompleks imun yang beredar telah ditunjukkan pada beberapa pasien.
Faktor genetik mungkin memainkan peran penting pada beberapa pasien; 4 set kembar identik yang mengembangkan pola identik jerawat fulminan telah didokumentasikan.
Jerawat mungkin satu-satunya tanda klinis kelebihan androgen pada pria, dan satu laporan tersedia tentang anak laki-laki dengan jerawat fulminans dan kelebihan androgen karena hiperplasia adrenal kongenital yang terlambat terjadi.
