Posted by Ernest Admin on Thursday, 10, August, 2017
Refleks pada bayi: Refleks leher tonik asimetris (ATNR) adalah refleks primitif yang ditemukan pada manusia baru lahir yang biasanya hilang sekitar usia tiga bulan.
Hal ini juga dikenal sebagai “refleksi pemain anggar” karena posisi karakteristik lengan dan kepala bayi, yang menyerupai pose klasik atlet anggar. Saat wajah ditolehkan ke satu sisi, lengan dan tungkai di sisi tempat wajah ditolehkan mengalami ekstensi/ posisi siku lurus, sedangkan lengan dan tungkai di sisi berlawanan menekuk.
Kehadiran Refleks leher tonik asimetris, serta refleks primitif lainnya, seperti refluks labirin (TLR) tonik, di luar enam bulan pertama kehidupan dapat mengindikasikan bahwa anak tersebut mengalami penundaan perkembangan, pada saat mana refleksnya atipikal atau tidak normal. Misalnya, pada anak-anak dengan cerebral palsy, refleks bisa bertahan dan bahkan lebih tampak.
Sebagai refleks abnormal, Refleks leher tonik asimetris (ATNR) dan TLR dapat menyebabkan masalah bagi anak yang sedang tumbuh. ATNR dan TLR sama-sama menghambat aktivitas fungsional seperti bergulir, menyatukan kedua tangan, atau bahkan membawa tangan ke mulut.
Seiring waktu, ATNR dan TLR dapat menyebabkan kerusakan serius pada sendi dan tulang anak yang tumbuh. ATNR dapat menyebabkan tulang belakang melengkung (skoliosis). ATNR dan TLR dapat menyebabkan subluksasi kepala tulang paha atau dislokasi kepala tulang paha karena benar-benar bergerak keluar dari soket pinggul.
Bila reflek abnormal bertahan pada anak, penelitian menunjukkan adanya intervensi dini yang melibatkan terapi fisik ekstensif sebagai cara pengobatan yang paling bermanfaat.
Refleks leher tonik asimetris terjadi pada orang dewasa akibat trauma pada kepala, biasanya berhubungan dengan kecelakaan saat olahraga. Respon Anggar bersifat sementara dan mengindikasikan trauma moderat yang mengenai batang otak.
