Posted by Ernest Admin on Saturday, 20, May, 2017
Hormon diinduksi olahraga, irisin dikaitkan dengan mekanisme metabolisme tulang. Selain manfaat metabolisme tubuh yang dihasilkan, hormon diinduksi olahraga ini ternyata juga mempengaruhi metabolisme tulang.
Hormon diinduksi olahraga ini diuji pada percobaan dengan hewan. Pada percobaan dengan tikus selama dua minggu, tikus yang berlari di roda menginduksi ekspresi irisin yang lebih tinggi. Irisin adalah hormon pembakar lemak yang dilepaskan saat berolahraga. Pada percobaan Irisin diukur pada jaringan tulang tikus. Selain itu, pemberian irisin secara sistemik meningkatkan pembentukan dan ketebalan tulang, menirukan efek olahraga pada sistem kerangka tikus. Temuan ini menunjukkan mekanisme baru yang potensial untuk pengaturan metabolisme tulang.
Penelitian ini dipimpin oleh para ilmuwan dari Tufts University School of Dental Medicine (TUSDM) dan dipublikasikan di Bone Research.
Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa olahraga menginduksi produksi irisin dan molekul prekursornya, protein FNDC5 (fibronektin-tipe III containing 5), yang mengubah jaringan lemak putih menjadi lemak coklat yang dapat membakar kalori. Sementara sebagian besar penelitian berfokus pada irisin yang diproduksi oleh jaringan otot, beberapa penelitian menunjukkan bahwa irisin meningkatkan massa tulang disamping manfaat metaboliknya. Namun, tidak diketahui apakah irisin disekresi oleh tulang saat berolahraga atau apakah hormone ini hanya turut mengatur metabolisme tulang.
Untuk menyelidiki, Chen dan rekan-rekannya menguji sekelompok tikus berumur lima minggu, yang berlari di roda secara sukarela, selama dua minggu. Dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa akses ke roda lari, tikus yang berlari mengekspresikan FNDC5 enam kali lipat lebih tinggi dan ekspresi irisin pada jaringan tulang. Ekspresi irisin diamati di beberapa daerah tulang yang berbeda, termasuk pelat pertumbuhan, tulang trabekular, tulang kortikal, tulang rawan artikular dan antarmuka tulang otot.
