Posted by Ernest Admin on Tuesday, 31, January, 2017
Produk susu
Jika produk susu memicu diare, kembung, dan gas, kita mungkin mengalami “laktosa intoleran.” Intoleransi laktosa adalah suatu kondisi di mana penderita tidak mampu mencerna atau menyerap laktosa- gula yang ditemukan dalam susu. Orang dengan intoleransi laktosa tidak memiliki enzim laktase untuk mencerna laktosa. Kelainan ini dikenal juga sebagai hipolaktasia atau defisiensi/kekurangan laktase.
Untuk menguji batas toleransi laktosa dapat dilakukan tes pernapasan hidrogen (hydrogen breath test) atau tes keasaman kotoran (stool acidity test) agar didapatkan diagnosis klinis.
Gejala batas toleransi laktosa yang muncul akibat dari konsumsi laktosa yang terlalu banyak adalah produksi gas yang berlebihan (banyak kentut) atau serangan diare. Orang yang memiliki kelainan batas toleransi laktosa dapat meminum sekitar 250 ml susu setiap hari tanpa gejala yang berarti. Kebanyakan orang dewasa di seluruh dunia adalah penderita batas toleransi laktosa.
Tips untuk mengatasinya, dapat dengan menghindari makanan tersebut, coba turunkan jumlah asupan produk susu atau minum pil yang memiliki enzim laktase.
Peppermint
Ini dapat mengendurkan otot diperut bagian atas, yang memungkinkan makanan bergerak kembali ke kerongkongan Kita. Yang dapat menyebabkan perasaan terbakar di dada/kerongkongan-terkenal dengan istilah GERD (Gastro esophageal reflux disease). Penyebab lainnya termasuk cokelat atau kopi. Para ahli mengatakan Kita dapat menurunkan tekanan yang mendorong makanan kembali jika Kita menurunkan berat badan berlebih, makan dengan porsi kecil, dan tidak berbaring setelah makan. Juga, pelajari makanan apa yang memberikan masalah, sehingga kita dapat menghindari mereka. Semoga bermanfaat!