Posted by Ernest Admin on Sunday, 25, June, 2017
Obat jerawat: selektif antagonis aldosteron, salah satu contohnya adalah sironolakton.
salah satu contoh obat selektif antagonis aldosteron yang banyak digunakan untuk jerawat adalah spironolakton. Spironolakton pbekerja menghambat reseptor androgen steroid sintetis, telah digunakan selama lebih dari 30 tahun untuk pengobatan jerawat dan hirsutisme. Hal ini juga digunakan untuk mengobati gangguan nonkutan, seperti hipertensi dan gagal jantung kongestif. Dalam kelainan ini, ia bertindak sebagai selektif antagonis aldosteron dan bersaing dengan reseptor aldosteron di ginjal untuk menghasilkan diuresis, penurunan tekanan darah, dan retensi potasium.
Efek anti-androgenik dicapai melalui beberapa mekanisme: 1) Persaingan dengan testosteron dan DHT untuk berikatan dengan reseptor androgen, sehingga menurunkan produksi sebum yang distimulasi androgen; 2) penghambatan sintesis androgen menghentikan konversi androstenedion menjadi testosteron; 3) penghambatan 5α-reduktase, sehingga menghentikan konversi testosteron menjadi DHT; Dan 4) meningkatkan tingkat SHBG.
Dosis biasa untuk pengobatan jerawat adalah 50 sampai 200 mg setiap hari. Dosis harian yang lebih rendah mungkin efektif dalam mengendalikan jerawat dan memiliki profil efek samping yang lebih sedikit. Tiga percobaan terkontrol plasebo, acak, terkontrol dari spironolakton pada jerawat telah dilakukan. Satu penelitian selama 12 minggu terhadap 21 wanita yang mengkonsumsi 200mg setiap hari menunjukkan perbaikan jerawat yang signifikan. Percobaan 12 minggu lainnya terhadap 36 pria dan wanita dengan dosis 50 sampai 200mg setiap hari menunjukkan perbaikan dengan peningkatan dosis, dengan manfaat maksimal pada dosis 100 sampai 200 mg setiap hari. Percobaan 10 minggu terakhir spironolakton 50mg setiap hari menunjukkan pembersihan jerawat pada 24 dari 34 peserta.
