Posted by Ernest Admin on Sunday, 9, July, 2017
Terapi untuk helicobacter pylori. Semua penyakit tentu harus diterapi termasuk infeksi h. pylori yang dapat mengakibatkan gastritis dan ulkus ini. Berikut ulasan menenai terapi apa saja yang seharusnya diberikan.
Obat apa yang mengobati dan menyembuhkan infeksi H. pylori? Infeksi kronis dengan H. pylori memperlemah pertahanan alami dari lapisan lambung terhadap terhadap asam lambung yang dapat menyebabkan ulkus. Terapi untuk helicobacter pylori, tidak hanya terfokus untuk membunuh bakteri, namnun juga untuk mengatasi gejala dan komplikasi yang disebabkannya.
Obat yang menetralkan asam lambung (antasida), dan obat yang mengurangi sekresi asam di perut (H2-blocker dan inhibitor pompa proton atau PPI) telah digunakan secara efektif selama bertahun-tahun untuk mengobati ulkus.
H2-blocker termasuk Ranitidine (Zantac), Famotidine (Pepcid), Simetidin (Tagamet), dan Nizatidine (Axid). PPI termasuk Omeprazol (Prilosec) Lansoprazole (Prevacid), Rabeprazole (Aciphex), Pantoprazol (protonix), dan Esomeprazole (Nexium).
Mengobati gejala dan kerusakan yang ditimbulkan H. pylori dapat dilakukan dengan dengan antasida, H2-blocker, dan PPI. Namun, tidak membasmi H. pylori dari saluran pencernaan, dan ulkus sering kembali segera setelah obat ini dihentikan. Oleh karena itu, antasida, H2-blocker, atau PPI harus diminum setiap hari selama bertahun-tahun untuk mencegah kembalinya ulkus dan komplikasinya seperti perdarahan, perforasi (lubang pada organ berrongga), dan penyumbatan pada perut. Bahkan perawatan jangka panjang semacam itu bisa gagal.
Pemberantasan H. pylori, bagaimanapun, biasanya mencegah kembalinya komplikasi ulkus dan maag bahkan setelah obat yang tepat seperti PPI dihentikan. Pemberantasan H. pylori juga penting dalam pengobatan kondisi langka yang dikenal sebagai limfoma MALT pada perut. Pengobatan H. pylori sendiri adalah dengan penggunaan antibiotik.
