Posted by Ernest Admin on Saturday, 8, July, 2017
Tes untuk mendiagnosis infeksi h. pylori. Adakah tes untuk mendiagnosis infeksi H. pylori? Tes untuk mendiagnosis infeksi h. pylori yang akurat dan sederhana tentu tersedia (tes infeksi H. pylori). Tes untuk mendiagnosis infeksi h. pylori termasuk tes antibodi darah, tes nafas urea, tes antigen tinja, dan biopsi endoskopik. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai pemeriksaan endoskopi untuk h. pylori yang dilanjutkan dengan biopsy jaringan.
Endoskopi adalah tes akurat untuk mendiagnosis H. pylori serta peradangan dan ulkus yang disebabkannya. Untuk endoskopi, dokter memasukkan tabung pandang fleksibel (endoskopi) melalui mulut, kerongkongan, dan ke dalam perut dan duodenum. Selama endoskopi, sampel jaringan kecil (biopsi) dari lapisan perut bisa diangkat. Spesimen biopsi ditempatkan pada slide khusus yang mengandung urea (misalnya, tes slide CLO). Jika urea dipecah oleh H. pylori dalam biopsi, terjadi perubahan warna di sekitar biopsi pada slide. Ini berarti ada infeksi H. pylori di perut. Endoskopi juga memungkinkan penentuan tingkat keparahan gastritis dengan biopsi serta adanya tukak lambung, limfoma MALT, dan kanker.
Biopsi juga dapat dikultur di laboratorium bakteriologi untuk mengetahui kehadiran H. Pylori. Namun, hal ini jarang dilakukan karena tes sederhana lainnya tersedia.
Sampel feses: Uji coba H. pylori yang baru dikembangkan adalah tes dimana kehadiran bakteri dapat didiagnosis dari sampel tinja. Tes menggunakan antibodi terhadap H. pylori untuk menentukan apakah antigen H. pylori ada di tinja. Jika ya, berarti H. pylori menginfeksi perut. Seperti tes nafas urea, selain mendiagnosa infeksi H. pylori, tes tinja dapat digunakan untuk mengetahui apakah pemberantasan telah efektif segera setelah perawatan.
Pada tahun 2012, FDA memberikan persetujuan untuk tes nafas urea yang harus dilakukan pada anak usia 3 tahun sampai 17 tahun.
